Akhir-akhir ini Pancasila sedang menjadi topik yang sering sekali dibicarakan oleh masyarakat Indonesia. Hal tersebut karena kasus salah satu penyanyi dangdut dianggap melecehkan Pancasila saat mengisi salah satu acara musik di salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia. Seperti yang dijelaskan pada postingan di blog ini yang berjudul K-pop Vs I-Pop yang diantaranya menjelaskan perbedaan acara musik di Indonesia dengan di Korea Selatan, yang akhirnya membuat kasus ini terjadi.
Lepas dari semua masalah mengenai pelecehan Pancasila tersebut, ada sebuah pertanyaan yang pernah dilontarkan oleh seorang dosen di salah satu universitas negeri pada saat beliau mengajar mata kuliah yang berkaitan dengan Pancasila. Pertanyaan yang sudah sangat lama namun masih sangat jelas diingatan. Pertanyaan yang dilontarkan beliau adalah:
"Apakah Pancasila Sudah Benar-Benar diamalkan di Indonesia??"
Sebagian besar mahasiswa menjawab baru sila pertama yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa" sajalah yang baru benar-benar diamalkan oleh warga Indonesia. Dengan alasan warga Indonesia sudah memiliki agama masing-masing yang tentunya percaya dan yakin akan eksistensi serta ajaran Tuhannya masing-masing.
Namun ada satu orang mahasiswa yang tidak sependapat dengan mayoritas jawaban itu. Mahasiswa itu bahkan dengan sangat lantang bahwa semua sila dalam Pancasila tersebut benlum benar-benar diamalkan oleh masyarakat, yang artinya mahasiswa tersebut juga membantah bahwa sila pertama Pancasila sudah ditegakkan. Alasannya bukan karena dia meragukan eksistensi Tuhan, agama, dan ajaran agama yang tentunya berasal dari Sang Pencipta juga.
Inilah argumen mahasiswa tersebut yang menjelaskan bahwa Pancasila belum ditegakkan di Indonesia.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Apakah Tuhan dari seluruh warga Indonesia sudah benar-benar Esa? atau dengan kata lain apakah masyarakat Indonesia tidak menduakan, meniga, mengempat, atau bahkan lebih Tuhannya masing-masing? Kalau Tuhan mereka sudah benar-benar Esa, maka tidak ada satu orang pun yang akan menuhankan harta yang akibatnya dia menghalalkan segala cara untuk mendapatkan harta. Tidak ada orang yang merasa derajatnya lebih tinggi dari yang lain hanya karena harta. Tidak hanya harta saja, jabatan pun kadang dijadikan selingkuhan akan Tuhannya.
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Walaupun Indonesia sangat terkenal dengan kesantunannya, keramah tamahannya, namun terkadang kita temui aksi brutal dari sebagian kelompok. Bahkan aksi brutalnya tersebut lebih sadis dari hewan buas sekalipun. Contohnya, tak jarang kita mendengar aksi pembakaran pelaku pencurian. Meskipun yang dicuri bernilai tidak lebih dari seratus ribu, namun cap sebagai pencuri membuat pelakunya dianggap wajar bahkan harus dibakar hanya dengan alasan agar jera (ya jera kalau dia berhasil dari maut, kalau tidak?), tidak percaya dengan hukum, atau karena alasan konyol lainnya. Bahkan yang lebih parah, aksi tak beradab tersebut dilakukan didepan anak-anak yang masih belajar dengan cara meniru tingkah laku manusia yang lebih dewasa.
3. Persatuan Indonesia
Masih saja kita temui konflik antar daerah hanya karena kesalah pahaman. Apakah ini yang namanya persatuan. Bahkan dalam dunia olahraga yang konon katanya menjadi salah satu pemersatu bangsa malah menjadi salah satu pemecah anak bangsa dengan ego dan sifat fanatiknya masing-masing.
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Kalau sila ini sudah benar-benar tegak, kepentingan rakyat akan di atas segala kepentingan lainnya, seperti kepentingan partai ataupun kepentingan kelompok. Tidak perlu dijelaskan lebih rinci lagi, masing-masing dari kita juga sudah mengetahui sepak terjang para oknum yang membuat sila keempat ini belum benar-benar ditegakkan.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Indonesia.
Kesejahteraan di Indonesia belum dirasakan oleh seluruh warganya. Bahkan beberapa hari yang lalu diberitakan ada sebuah desa yang belum terjamah oleh listrik walaupun letaknya tak jauh dari pusat pemerintahan daerahnya. Bahkan masih ada beberapa orang yang enggan dan takut berobat ke fasilitas-fasilitas kesehatan dengan alasan tidak memiliki biaya walaupun keadaan penyakitnya sudah sangat parah. Hal yang paling menggambarkan keadaan ini adalah membludaknya para pendatang ke kota-kota besar demi mencari sesuap nasi
Sekian postingan kali ini.
Salam Blogger Indonesia
Salam Sukses Indonesia
Sekian postingan kali ini.
Salam Blogger Indonesia
Salam Sukses Indonesia
ConversionConversion EmoticonEmoticon